KERAJINAN SARUNG TENUN
Bahan dasar dalam pembuatan sarung
tenun ATBM ini adalah benang. Benang disini juga terdapat beberapa jenis yang
digunakan, yaitu benang dasar dan benang pakan.
Benang Dasar
Sarung tenun ini menggunakan
beberapa jenis benang dasar, tergantung produksi yang nanti akan dibuat. Untuk
produk Kategori A atau dalam hal ini untuk kelas istimewa menggunakan benang
dasar jenis rayon 60/2 dipadu dengan benang pakan jenis
rayon 40/2. Sementara untuk produk Kategori B yaitu untuk
kelas sedang menggunakan jenis benang dasar rayon 40/2
dipadu dengan benang jenis 40/2 , dan yang terakhir untuk
produk Kategori C yaitu untuk kelas standar menggunakan jenis benang dasar
rayon 40/ 2 dipadu dengan benang jenis 20’s dan 30’s.
Namun demikian seiring dengan
perkembangan jaman ataupun permintaan pasar yang bersifat fluktuatif,
perusahaan akan mengikuti perkembangan dan permintaan pasar, jenis sarung dan
kategori yang mana yang sedang ramai di pasar.
Benang Pakan
Seperti yang telah dijelaskan di
atas, bahwa selain benang dasar, dibutuhkan juga benang pakan. Benang pakan
disini ada berbagai macam jenisnya yaitu jenis rayon 40/2, 20’s
dan 30’s. benang pakan disini yaitu sebagai motif sebuah sarung, dimana benang
pakan ini akan dipadu dengan benang dasar sehingga menjadi sebuah sarung yang
bercorak atau bermotif.
Setelah kita mengetahui jenis bahan
dasar yang digunakan, berikut proses pembuatan sarung tenun ATBM untuk proses
benang dasar dan benang pakan.
a.
Proses
Benang Dasar
Untuk proses
benang dasar meliputi beberapa tahap, yaitu :
1.
Reling
Biasanya banyak perusahaan tenun membeli benang dasar yang sudah
jadi atau sudah melewati proses reling, namun demikian banyak juga yang membeli
benang masih dalam bentuk keton, yaitu benang mentah yang belum mengalami
proses pewarnaan dan biasanya benang ini baru keluar dari perusahaan pemintalan
benang.
Proses reling ini sangat sederhana yaitu pemindahan benang yang
masih diketon atau masih mentah diurai lagi menjadi benang dalam bentuk streng.
Dalam proses reling ini diperlukan alat reling. Setelah benang selesai di
raling maka selanjutnya benang yang masih dalam bentuk streng digabungkan lagi
antar streng, biasanya disebut gelok. Biasanya satu gelok berisi 10 streng.
2.
Warna
Setelah melewati tahap raling, langkah selanjutnya pewarnaan benang
dasar yang
Sudah dalam bentuk gelok akan atau istilahnya dibres warna-warna
yang sering
Digunakan adalah hitam, orange, kuning atau merah,hijau,biru dan
putih
Setelah proses pewarnaan
selesai proses selanjutnya benang harus dijemur atau dikeringkan terlebih
dahulu.
3.
Kelos
Setelah benang benar-benar kering proses selanjutnya yaitu
kelos.Kelos adalah proses memindahkan benang dipindah ke dalam gelok dalam
proses ini memerlukan yaitu mesin kelos.
4.
Keteng
gulung
Setelah benang selesai dikelos proses selanjutnya keteng gulung,
yaitu proses dimana benang-benang gelok akan disatukan lagi dalam mesin kedalam
alat yang dinamakan Bon.proses selanjutnya yaitu benang yang sudah ada dalam
bon kemudian ditaruh dimesin tenun.
5.
Cucuk
Setelah proses keteng gulung selesai dan bon sudah ada di mesin
tenun. Proses berikutnya adalah cucuk yaitu menguraikan kembali benang-benang
tadi ke dalam alat yang dinamakan gun dan suri / sisir. Untuk proses
selanjutnya benang dasar yan sudah dicucuk siap untuk di tenun
6.
Proses
benang pakan
Benang pakan atau istilahnya isi / motif / corak dari kain sarung
dalam prosesnya hampir sama dengan benang dasar. Hanya ada beberapa bagian
proses yang memang berbeda dengan benang dasar. Benang pakan dalam bentuknya
juga ada yang sudah berupa relingan juga ada yang masih dalam bentuk ketonan.
Untuk yang dalam bentuk ketonan prosesnya harus diketang baki dulu yaitu proses dari benang ketu / keton dipindah
ke dalam alat yang namanya baki. Setelah proses ketang baki, dilanjutkan ke
proses pewarnaan putih, karena benang yang masih dalam bentuk keton sebagian
masih berupa benang mentah atau belum mengalami proses pewarnaan. Setelah
proses pewarnaan putih benang yang ada dalam baki kemudian dikeringkan terlebih
dahulu. Setelah benang sudah kering dilanjutkan ke proses pembuatan motif atau
istilahnya digambar atau disungging. Setelah proses sungging selesai
dilanjutkan lagi ke proses talen, yaitu benang yang sudah diberi motif ditalen
atau diberi tali agar nanti dalam proses pewarnaan tidak terkena warna sehingga
terbentuk corak / motif. Setelah proses talen, proses selanjutnya yaitu proses
bras. Setelah proses pewarnaan selesai proses selanjutya yaitu colet, yang
merupakan bagian-bagian yang ada dalam motif yang ditalen itu ada bagian-bagian
yang harus diberi warna lagi. Biasanya warna yang digunakan adalah warna merah.
Setelah proses colet selesai proses selanjutnya yaitu proses
bongkar, yaitu menguraikan kembali benang-benang yang sudah diketang baki
sampai ke proses talen sehingga menjadi bagian-bagian yang terpisah antara
ujung yang satu dengan ujung yang lain, namun tetap disatukan lagi menjadi
sebuah kumpulan benang-benang yang dinamakan satu gelok atau satu baki. Proses
ini memerlukan alat yang dinamakan alat bongkar. Setelah proses bongkar
selesai, proses selanjutnya yaitu palet, yang artinya proses pemindahan benang
yang masih dalam bentuk gelok dipindah ke dalam alat yang dinamakan kleting
dengan menggunakan mesin yang dinamakan mesin palet.
Setelah proses palet selesai dilanjutkan ke proses penenunan, tetapi
dalam proses ini diperlukan satu alat lagi yaitu sakoci yang berfungsi untuk
meletakan benang yang sudah di palet. Sakoci inilah yang menjadi roda atau
jalannya proses pembuatan motif atau corak sebuah kain sarung. Setelah proses
ini selesai, proses sarung ini siap dijalankan.
Pemasaran
Untuk pemasarn produk sarung perusahaan ini sudah menyebar luas,
karena pangsar pasarnya sudah sampai ke pasar internasional. Di samping itu
juga pangsar pasar hasilnya kerajinan sarung perusahaan ini sudah dikenal di
pasar lokal atau dalam negeri. Negara luar tujuan pasar ini sebagian berasal
dari kawasan timur tengah, misalnya arab Saudi dan menyebar ke wilayah afrika.